Text
NO GAIN WITHOUT PAIN : PENGEN PRESTASI , YA KERJA KERAS
Menjadi orang sukses bukan hanya dambaan segelintir orang. Tapi semua orang ingin menikmati kesuksesan dalam hidupnya. Namun, dalam pandangan kita masing-masing, tingkat kesuksesan sangat berbeda. Namun yang pasti, jika seseorang segala kebutuhannya terpenuhi dan berada dalam kebahagiaan, bisa kita kategorikan sebagai bentuk suatu kesuksesan.
Meski kita tahu secara umum tentang hakikat kesuksesan, tetapi sukses itu tidak mudah kita peroleh jika hidup ini bersantai ria tanpa melakukan tindakan apapun. Ada banyak proses yang harus kita lakukan agar kita benar-benar merasakan hakikat kesuksesan itu sendiri. Tanpa usaha yang keras, sangat sulit kita untuk sukses.
Melalui buku yang berjudul No Gain Without Pain ini kita akan diantarkan pada kenyataan tentang hakikat sukses dan cara-cara meraihnya. Jalan terang untuk menuju kesuksesan akan diulas secara simpel. Juga disajikan kisah inspiratif yang menggugah adrenalin kita agar terus memacu daya dan upaya untuk menyeberangi jalan kesuksesan yang terang benderang itu (hlm. 13).
Sudah tentu kita pernah tahu tentang hakikat cahaya yang terang benderang. Cahaya itu menyilaukan mata. Namun bisa memberi petunjuk bagi seseorang yang ingin melewati suatu jalan. Begitu pula kesuksesan. Sebuah kesuksesan membutuhkan sebuah cahaya agar kita mampu menempuhnya. Jika kita mengibaratkan cahaya itu, tak lain usaha keras atau proses yang harus kita tempuh. Dengan sinar usaha yang kita lakukan, kesempatan untuk sampai pada puncak kesuksesan berpeluang akan kita capai.
Harus Kerja Keras
Salah satu kunci utama untuk mencapai kesuksesan adalah mau bekerja keras. Sebagaimana judul buku ini, No Gain Without Pain. Sebuah jargon kesuksesan. Jika kita ingin prestasi, kita harus bekerja keras. Melalui kerja keras yang mulia, suatu kesuksesan ataupun keberhasilan yang kita capai akan memberikan kepuasa tersendiri.
Dari itulah, buku ini hadir sebagai upaya untuk membuka matahati kita agar menyadari bahwa kesuksesan harus melalui proses kerja keras. Untuk membangkitkan semangat kerja keras ini, kita membutuhkan mimpi besar, ambisi tinggi, dan motivasi agar bisa mewujudkan mimpi serta memuluskan ambisi sukses (hlm. 52).
Sebagai pemantik semangat kerja keras untuk menuju pada kesuksesan , bahasa yang disampaikan dalam buku ini terlalu monoton dengan bahasa logat kasar Jakarta. Padahal sudah jelas penulisnya bukan asli Jakarta. Kemonotonan bahasa yang digunakan dalam buku ini yang berlogat Jakarta, seakan-akan menganggap pembaca goblok dan bodoh tanpa ampun. Hal ini menjadi sisi hitam dari sekian banyak kehebatan ulasan tentang jalan terang menuju kesuksesan dalam buku ini. Setidaknya bahasa monoton harus dihindari agar pembaca merasa nyaman dan normal, karena tidak semua pembaca buku ini berasal dari Jakarta saja.
Namun, kita mesti bersyukur dan apresiasi tinggi dengan kehadiran buku ini. Sajian ulasannya akan menjadi buah pikiran baru untuk terus termotivasi dan semangat menjalani jalan terjal agar kita sukses. Kerja keras menjadi sebuah patokan yang tidak boleh tidak harus dialakukan. Kesuksesan bukan berangkat dari keberuntungan, tapi kerja keras yang memberikan kita sebuah keuntungan untuk sukses (hlm. 158).
Buku kecil ini jangan dianggap sepele. Di dalamnya ada petunjuk-petunjuk jalan menuju kesuksesan. Dengan petunjuk jalan itulah, kita akan menjadi orang yang sukses, hebat, dan penuh kebahagiaan karena apa yang kita inginkan melalui mimpi-mimpi bisa tercapai. Salah satu petunjuk jalan tersebut yaitu, kita harus pantang menyerah, selalu semangat, gigih/kerja keras, berpikiran positif, anti galau dengan memperbanyak relasi dan berbagi dengan teman serta seabrek petunjuk menuju jalan kesuksesan lainnya.
* Peresensi adalah Pecinta Baca Buku Asal Sumenep, Tinggal di Surabaya.
Tidak tersedia versi lain