Setiap mendengar kata kuburan, yang berkelebat dalam ingatan kita adalah tentang nisan, gundukan tanah, kijing, kembang, atau nuansa horor yang memunculkan beragam cerita seperti pocong, kuntilanak, genderuwo, dan sebangsanya. Kuburan seolah bayang-bayang kelam akan sebuah ruang masa depan. Anggapan demikian tidak salah. Lumrah adanya. Sementara kata imperium, ruang pikir kita tentu tertuju …
“Andai aku diberi pilihan tentang suatu negeri Kukatakan bahwa engkau adalah negeriku Jika aku melupakanmu, oh kekasih hidupku Maka hatiku yang tulus juga akan melupakanku Jika aku tersesat di tengah jalan Di matamu alamatku”
pakah payung membenci atau mencintai hujan? Aku bertanya kepada pantun, dan dia menjawab, “sampiran dan pesan padaku sudah jauh terpisah, dan aku bukan lagi aku!” Dan kau mencoba mempertemukan dengan payung dan hujan. Jalan kota, taman, dan sirene ambulans, memberi kata padaku, “Sedia payung…,” sebelum suara lain, “…dan biarkan hujan,” kata payung itu. Dan kau mungkin tahu…
Persahabatan selalu spesial. Dan sahabat terbaik selalu bersama kita hingga kapan pun. Tidak peduli meskipun jarak, sekolah, dan pekerjaan telah memisahkan. Sungguh beruntung orang-orang yang memiliki sahabat. Buku ini memuat 100 kutipan terbaik Tere Liye tentang persahabatan. Resapi kalimatnya, milikilah sahabat terbaik, jalani persahabatan tersebut, buktikan persahabatan kalian 100 kali lebih…
Esai-esai dalam buku ini—yang semuanya ditulis atas permintaan berbagai pihak—lebih merupakan testimoni subjektif saya dalam rangka belajar, memetik inspirasi, dan “mencuri ide” dari karya penulis lain, baik karya yang berhasil maupun yang belum berhasil. Bukan hanya belajar tentang bagaimana memikirkan dan mengerjakan kata-kata, melainkan pula tentang bagaimana mengilah berbagai pro…
Kau adalah masa silamku yang tercecer Pada serpihan kertas. Aku masih membacamu Meski pandanganku mulai samar-samar. Kau adalah masa silamku yang tersisa. Pada gulungan kaset. Aku masih mendengarmu Meski telingaku hanya menangkap kebisuan Kau adalah masa silamku yang teronggok Pada keranjang sampah. Aku masih memilahmu Meski tanganku sulit membedakan terang dan gelap Kau adalah m…
Buku ini adalah semacam dapur kecil Jokpin. Di dalamnya dia menghidangkan pelbagai resep, bumbu, dan peralatan memasak untuk sajak-sajaknya. Kita akan menemukan aroma, asam manis pahit pedas kata di balik penciptaan sajak-sajak Jokpin yang sebagiannya sudah sangat populer seperti Celana, Kamar Mandi, dll. Tak hanya itu: Jokpin juga menyingkap sejumlah kiat yang amat berguna bagi yang ingin mena…
Saya bertolak sekarang ke ladang. Sebagai roh. Menyapa kopra, kebun kelapa, karet dan jati. Sonder jantung. Melayang ke gerbang makam, makam saya. Manis gula merah sebagai pelipur. Tetapi sekarang saya roh. Mengendus sunyi bijih besi Tegal Buleud seperti menyongsong magrib tiba. * Puisi adalah niat baik, adalah proses berjalan. Entah apa saya sudah tiba pada niat baik atau terlampau…
penghulu kampung takkan membawa sesaji tanda sepakat menyanjung ruh jembalang laut menghujat Hang dan laut sekadar penepi pecahan sekutu ombak tak setia di musim maut penyebab lambung sekampung borok berkarat tak patut disanjung, sebab menggiring hanya sekerat berkat dapat dijerat di muara ramai pengerat * Sejak tahun 1984, saat saya masih SMP, saya sudah mencoba menulis puisi. Saat it…